Dear student…
Teks bergenre spoof berisi tentang cerita lucu. Dalam kehidupan sehari-hari, you or your friends pasti suka mendengar cerita lucu, dalam bahasa Indonesia kita mengenal anekdot. Biasanya kita menemukan teks spoof di koran, atau dari cerita teman sendiri. Banyak siswa yang menyamakan cerita lucu dengan aktivitas yang bisa membuat orang tertawa seperti terpeleset di depan umum, salah kostum, dsb. Menurut saya aktivitas yang saya sebutkan terakhir adalah aktivitas yang memalukan bukan lucu. Lucu bukan berarti memalukan. Dalam membuat teks spoof, kalian harus bisa bermain kata-kata sehingga bisa menghasilkan suatu cerita lucu. I think spoof bisa diartikan sebagai suatu cerita yang unpredictable, dimana kejadian lucu itu sendiri disajikan hanya di akhir cerita. Beda tentu jika kita menonton film lawak yang dari awal sampai akhir menyajikan peristiwa yang lucu.
Spoof di awali dengan ORIENTATION, yaitu pengenalan tokoh, tempat, dan waktu. Kemudian dilanjutkan dengan EVENT, yaitu urutan kejadian secara detail. Lalu di akhiri dengan TWIST, yaitu bagian terlucu.
Contoh:
Last week I took my five-year old son, Willy, to a musical instrument store in my hometown. I wanted to buy him a set of junior drum because his drum teacher advised me to buy him one. Willy likes listening to music very much. He also likes asking me everything he wants to know. Even his questions sometimes seem precocious for a boy of his age. He is very inquisitive.
We went there by car. On the way, we saw a policeman standing near a traffic light regulating the passing cars and other vehicles. He blew his whistle now and then.
Seeing the policeman blowing his whistle, Willy asked me at once, “Dad, why is the policeman using a whistle, not a drum?”
Hearing his unexpected question I answered reluctantly, “Because he is not Phil Collin!”